Anda butuh kemampuan marketing atau pemasaran?
Jawabannya bisa Iya atau Tidak, tergantung "kepribadian" dan profesi masing-masing. Itu pendapat saya beberapa tahun yang lalu, apalagi dengan didukung hasil tes psikologi, minat & bakat, atau tes yang lain.
Saya sama sekali merasa tidak tertarik, tidak butuh belajar tentang pemasaran.
Menurut saya, marketing atau pemasaran berkorelasi kuat dengan Salesman atau Salesgirl.
Jika ditelaah lebih dalam, skill pemasaran mutlak dibutuhkan untuk semua orang, semua profesi.
Pernahkah anda memperhatikan?
Dokter memberikan pelayanan yang baik, agar pasien nyaman.
Guru atau pengajar menyampaikan materi dengan cara yang menarik.
Karyawan perusahaan berusaha mnunjukkan performa terbaiknya, agar naik gaji atau jabatan.
Peserta pemilu menyampaikan visi & misinya, agar dipilih oleh rakyat.
Semuanya memiliki goal masing-masing, menggunakan strategi tertentu. Disitulah, kemampuan marketing digunakan.
Istilah "Menjual diri" dalam berkarir juga bisa dikatakan lumrah. Dalam konotasi positif, berarti menunjukkan kemampuan terbaik agar bisa mendapatkan yang diinginkan. Misalnya seorang karyawan swasta, bekerja keras untuk mencapai, bahkan melampaui target yang diberikan atasannya. Dengan harapan konsumen, tidak lain adalah Bos nya, bersedia membayar lebih untuk kerja kerasnya.
Perlu kita pahami, memasarkan atau mempromosikan diri bukan berarti bersedia melakukan apapun, khususnya di luar integritas atau value yang kita yakini. Tetap harus ada filter untuk menjual diri pada calon konsumen. Kembali pada contoh karyawan yang bekerja keras di atas, totalitas dalam bekerja juga harus tetap memiliki filter, misalnya menolak jika Bos menginginkan karyawan untuk melanggar hukum.
Kita semua adalah seorang Salesperson, minimal untuk diri kita sendiri. Untuk meyakinkan calon "konsumen" agar bersedia membeli produk yang kita tawarkan.
Terima kasih sudah mampir.
Salam
Artikel ini sudah ditayangkan di Kompasiana
No comments:
Post a Comment