Sobat incoman, "pengangguran" atau "jobless" merupakan masalah yang sudah sangat klise untuk sebagian besar orang. Banyak sekali pendapat bahwa angka pengangguran tinggi disebabkan oleh
rendahnya pendidikan.
Saya setuju dengan pendapat itu, tetapi hanya sebagian. Ya, partially agree. Faktanya, di Indonesia bukan lulusan SD yang banyak menganggur. Posisi ini justru ditempati oleh lulusan SMK.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja pada Agustus 2017 meningkat 2,62 juta orang menjadi 128,06 juta orang dibanding posisi Agustus 2016. Sementara penduduk angkatan kerja yang bekerja meningkat 2,61 juta orang menjadi 121,02. Sementara jumlah pengangguran bertambah 10 ribu orang menjadi 7,04 juta orang atau 5,5 persen dari total angkatan kerja.
rendahnya pendidikan.
Saya setuju dengan pendapat itu, tetapi hanya sebagian. Ya, partially agree. Faktanya, di Indonesia bukan lulusan SD yang banyak menganggur. Posisi ini justru ditempati oleh lulusan SMK.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah angkatan kerja pada Agustus 2017 meningkat 2,62 juta orang menjadi 128,06 juta orang dibanding posisi Agustus 2016. Sementara penduduk angkatan kerja yang bekerja meningkat 2,61 juta orang menjadi 121,02. Sementara jumlah pengangguran bertambah 10 ribu orang menjadi 7,04 juta orang atau 5,5 persen dari total angkatan kerja.
Berdasarkan tingkat pendidikan tertinggi yang ditamatkan, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Pada Agustus 2017, pengangguran dengan lulusan SMK sebesar 11,41 persen, naik dari posisi Agustus 2016. Di urutan kedua adalah lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) dengan tingkat pengangguran sebesar 8,29 persen sementara di posisi ketiga adalah lulusan Diploma (I/II/III) yang mencapai 6,88 persen.
Tingginya angka pengangguran dengan
lulusan SMK dan SMA mengindikasikan bahwa penawaran kerja yang ada tidak
terserap oleh dua kelompok tingkat pendidikan tersebut. Sedangkan angka pengangguran
yang berpendidikan Sekolah Dasar (SD) ke bawah justru rendah karena
mereka bersedia menerima pekerjaan apa saja/tidak memilih-milih pekerjaan.
No comments:
Post a Comment